NONA NANONANO
Rabu, 23 Oktober 2013
Minggu, 28 Oktober 2012
GRAND MOTHER
GRAND MOTHER.
Berapa puluh tahun lalu,
Beta masih kacil eee...
Beta ingat tempoe itu
Sio oma gendong gendong beta eee
Sambil oma buju buju
Oma manyanyi sio sayang ee
Sio tete manis e, jaga beta pung oma eee
Sio oma eee
Beta pung oma
Oma sayang eee
Sio oma eee
Beta pung oma
Oma sayang eee ...
Beta belom balas balas nene
Nene pung capeee sio sayang eee
Sio tete manis eee
Jaga beta pung nene eee
Sio tete manis eee
Jemput beta pung nene eee
Suaraku bergetar ketika lagu itu ku lantunkan ...
Oma, ya teruntuk oma ku tercinta,
Oma yang ‘tak pernah lelah sekalipun langkah tua itu
terasa lelah,
Peluhnya menetes disetiap perjuangannya
‘tak pernah sedikitpun kata ‘keluh’ keluar dari bibirnya
Hanya senyum, senyum bahagia yang dia ajarkan,
Senyum tegar menghadapi kerasnya hidup.
Selamat jalan oma ku tercinta,
Beristirahatlah dengan tenang disana,
Langkah baikmu ‘tak kan terhenti walau engkau sudah pergi.
Disini ada kami, cucu mu yang akan melanjutkan langkah
baik mu
Doa kami selalu untuk mu –
Kau yang ku cintai
Kau yang ku sayangi
Kau adalah belahan jiwaku
Kau tak kan tergantikan
Kaulah OMA ku
Oma tercinta.
I LOVE YOU, OMA ...
Sabtu, 21 Juli 2012
ALEJANDRO
Nama itu membuat aku tersenyum
serasa berbunga bunga setiap kali menyebut nama itu,
betapa aku sangat menyayangi Alejandro ...
Alejandro ...
'ntah dari mana datangnya nama itu ?
terlintas begitu saja ketika aku mulai dekat dengan dia,
bibir manis ini selalu menyapanya lembut
selalu menyapanya mesrah
oh, Alejandro ...
you are ma blue Hero.
panas ...
Hujan ...
Debu ...
Dingin ...
Malam ...
'tak pernah kau pergi jauh dari ku
'tak pernah kau tinggalkan aku
aku tahu itu ...
dan 'tak pernah kau mengeluh
walau aku tahu peluh mu ketika kau menemani ku
menyusuri sudut sudut kota.
Thank you ma Alejandro ...
Thank you for always be with me
I LOVE YOU, ALEJANDRO
ma Blue Alejandro ...
FOR MY YOUNGES SISTER
Pertama melihat nya
aku sungguh 'tak mengenalinya
seperti hambar
walau aku tahu, dia adalah yang bungsu di antara kami ...
mungkin, karena terlalu lama
aku 'tak pernah bersama dengan dia
dan melihatnya bertumbuh menjadi remaja yang cantik ...
Sudah delapan tahun
semenjak aku dirantau orang
ini pertama kalinya,
aku memeluk dia,
aku bisa merasa denyut nadi ku bergetar kencang
rasa sayang ku mengalir begitu derasnya
mengalir bersama darah,
pergi bersama pelukan hangat yang ku berikan untuk nya ...
Seperti menyesal
aku tidak pernah melihatnya bertumbuh
namun, sumringah ku 'tak bisa ku sembunyikan
ketika aku melihat dia lebih baik dari aku ...
Dia berbeda,
aku bisa lihat itu
dan aku tahu itu,
dia sungguh berbeda dari kami semua,
dia lebih mengerti arti hidup yang sebenarnya
dia mengerti apa itu arti sebuah perjuangan
dia mengerti bagaimana harus bersikap tanpa harus memaksakan kehendak bebasnya
yang bisa saja dia pakai di angka usianya saat ini ...
walau terkadang manja masih merona di wajahnya,
walau terkadang riang kanak - kanak masih terasa harumnya
namun,
aku tahu, dia lebih mampu berjuang dari kami semua kakak kakaknya.
aku tahu itu ...
aku bisa merasakan dari bening bola matanya
aku bisa merasakan dari lepas tawa kecilnya
aku pun bisa merasa dari riak manjanya ...
My lovely queen young sister ...
aku bangga padamu adek ku,
'tak banyak kata yang mampu terucap selain,
i love you more then you know about me ...
[warm hug - from your sister]
Senin, 25 Juni 2012
MASA LALU
Semalam tadi, aku terbangun dari tidurku
ada cerita lama yang datang kembali dalam tidurku,
orang orang lama yang pernah hadir mewarnai hari hari ku
apa kabar mereka ?
aku pergi bukan karena aku membenci mereka,
aku pergi karena memang tidak ada yang perlu di pertahankan lagi disana ...
walau hanya sebentar tetapi cukup memberi arti bagi ku,
cukup memberi dampak bagi setiap keputusan keputusan yang aku ambil
dalam menjalani hari hari ku
dan juga orang orang yang ada di dalamnya.
Terkadang kangen
hanya sebatas kangen
dan mengharapkan yang terbaik terjadi disana
mengharapkan perubahan menuju kepada sesuatu yang positif
dan semua yang tergabung disana
merasakan tenteram dan bahagia yang sesungguhnya.
Minggu, 24 Juni 2012
Jumat, 15 Juni 2012
THE LATTER
Few minute a go Victor call me at my phone, and tell all to me.
I don’t know what can I say when Victor said about his
planning for want go out from this home town.
I feel like so
sad. Dan feel no have power in my body.
Am I broken heart ? I don’t know. Maybe yes.
Yes, I know,
all this time,
never we talk about Love in we relation.
We are close, all time together but never talk about want
to be in relationship.
Just be a friendship.
Kupang, mei – 2003
Dear Popy,
How are you ?
I need to talk with
you, but I know we just can do with latter.
You remember about
Victor ? I told you before in my latter ?
Until now, he
doesn’t have girl friend, same like me too.
I know need to
start from me, but … hhhh … im scared,Popy.
I close with him,
Every time I always
with him.
He always helping
me, he ready when I need somebody to be with me.
Talk , hang out,
happy, sad, scared, all feeling, he always know per second about me.
Everyday I learn to
understand what he want, what he like and all about him.
But never we talk
about LOVE in we relation.
First time when I
know him, we promise for be a good friends.
But, honestly…
Popy,
Lately, I don’t
know what happen with me …
I feel like want
him more than be friends,
I feel jealous when
I know he go out with other women ,
And if I not meet
him, mom said I always talk much about him.
Oh my God, I’m in
love with him
Popy, u hear me ?
I’m in love with Victor.
should be i'm
happy, right ? but back again I feel scared as of when he try to ask about we
relationship I try to divert at other topic.
So, it’s means I’m
a liar ? whereas, I love him.
Popy,
Shortly, Victor
want move to other city and he tell me that for work.
Are you think he
disappointed with me ? or it’s true, he never love me ?
What you think Popy
? tell me…
Should be i honest
to him about i'm in love with him ?
So, please tell
somethink to me . I’m wait ‘ur respon.
Oh,ya … please keep
this secret.
With
Love
-Dinda –
I read again at three times the letter I write for Popy.
Popy is my bestfriends when we at same high school but
now she continue study at Makassar and me still at Kupang. But we keep talk by
latter.
Today I write two latters. One for Popy and other for
Victor, and I will give him tomorrow when escorted to the port.***
“Dinda, Did you want we end like this ?”
“wew … what ?” my heart beating fast
“ah, forget it Nah…” his hand still take hold of me
“maybe, I have to much wish for be with you,” it’s sound
like complaint. Not take hold of but still look at my eyes.
“oh, this is for you” with smile
“letter ? what you wrote ?”
“hei …see, you will late, 10 minute and ship will depart” I push her back slowly
“good bye Vic, please take care … “
I'm really proud when i hear back my voice. So natural
and without the impression of fragile.
but God knows, my heart cried out painfully.
Victor, I love you ! ***
After three days …
I saw telephone on the table,really wish for the phone
was ringing.
thinking, what he do in there ? with who's ? and ..opss
...
phone's ringing. I almost jumped because shocked,
my eyes see at a clock. This the time Victor call me. He said to me before go.
He will call me. I hear the sound.
“Victor ?! it’s you there ?”
“Yeah”
“Din, i cancel my departure. Wait me, I
will meet you at home”
“I don’t know what you mean Victor
?” again, my heart beating fast
“Victor, what’s going on ? tell me, you kidding me huh ?”
“I didn’t”
“then what? Aaaaaaaa …!! Tell me,Nah ? you sick ? delay?
Or what ?”
“I cancel my departure. I told you. Seriously”
“what ?!”
“I tell you the true, I've read your letter and i really
understand about what you wrote.
Letter’s ? What I wrote in my letter’s ?
I remember, nothing have special I writing in my letter for him.
nothing serious.
Just a little advice and prayer and taunts me about the girls there . Then, What needs to be understood?
Just a little advice and prayer and taunts me about the girls there . Then, What needs to be understood?
“Din, I’m sorry. I had not been convinced by my own self.
If only I were
brave, you didn't need to ask about my feelings to you.
thankfully, there
is a letter that ...”
“Aaaaaaa…! Letter, letter, letter . You talk again about
letter. What’s the letter’s ?”
“you forgot, about you give me letter’s ?” Victor ask
“Yes, but … ?”
“Listen,listen to me, Din … you need to know and please believe. From many
guys that you worried, I'm the little
that” Victor voice began to soften.
I started to panic when the suspicion dawned that
suddenly came to mind. letter? is it possible?.
“Waittt …! You talk about what ?” Dinda ask for be clear
“ Talk about you, talk about me, talk about us.
Din, I’m
serious. I'm the guy who always believe
and appreciate your
honesty. are proud to receive you. because I ...”
“MEANS?” Dinda ask again.
Oh my God ! The letter’s. Sudden intense throbbing head.
“Letter, yeah … the letter’s. How can the
letter get to you, huh ?”
Impossible, letter sent for my bestfriend Popy in his
hand right now. And impossible to if i'm wrong to put the letter ! Impossible !!!
“Sorry if I read the letter, I know the letter is not for
me” Victor said
so, really.
My mistakenly to put the letter.
o, I didn't know, what to say. So,SHY!
And I almost slammed the phone, if Victor doesn't first
speak to me again.
“Now, I'm in front of your house.
I stood where we
chatted the last time meet. But first I want to apologize, for over three days
from the scheduled departure which to
cancel, I'm just at home.
I want to give a
surprise to you. So, what you wait ? Please, open the door for me, my love ...”
I hung up the phone, then I remove the remnants of tears
on my cheek and walked toward the door with a smile happily.
Finally,
"I'm coming, my love".
Adelweis
East Nusa Tenggara,
Mei -2003.
Translate,
East java,
Monday, September
12, 2011.
Senin, 29 Maret 2010
SIMPLY WOMEN
HANYA PEREMPUAN BIASA
Perempuan biasa yang memilih untuk berada dilingkungan keras,
Perempuan biasa yang tidak pernah bermimpi setinggi langit,
Perempuan biasa yang lemah namun tetap tegak berdiri,
Perempuan biasa yang hilang arah hidup karena adat yang menekan,
Perempuan biasa yang juga ingin bermimpi indah bersama sang pangeran,
Perempuan biasa yang ingin meraih apa yang diimpikan,
Perempuan biasa yang hidup dalam kesederhanaan,
Perempuan biasa yang terkadang masih memiliki pemikiran kolot,
Perempuan biasa yang mungkin terlihat tidak biasa
perempuan biasa yang hanya ingin bahagia dengan caranya sendiri
perempuan biasa yang mengorbankan egonya dan mimpinya untuk cinta
perempuan biasa yang rela mati,
perempuan biasa yang berbalut seragam yang disegani,
perempuan biasa yang ingin ....
perempuan biasa yang memilih melarikan diri dari himpitan aturan turun temurun,

- WAKTU LATIHAN TEMPUR -
Bersama Perwira batalyon korps UHT
.jpg)
.jpg)

persiapan layar SBY - TIMIKA / KRI.Teluk JakartA - 541

- KRI. CENDRAWASIH - 533 -
Kamis, 28 Januari 2010
SENIORITAS KORPS PELAUT UHT
Mengenang kembali memori lama yang pernah di lalui di masa - masa lalu,
sungguh, menimbulkan sensasi.
Saya pernah ada dalam barisan kenangan senioritas korps pelaut UHT, bangga.
Perasaan yang banyak menguras emosional.
Lebih tepatnya, ini adalah moment reunian Senior dan Junior.
Memimpin dan menjadi teladan, itu bukanlah hal yang mudah.
karena sikap apa yang kita tampilkan,
langsung atau tidak langsung akan terlihat pada junior,
mereka seperti cermin untuk setiap kita dalam korps yang merasa sudah
menjadi seorang senior.
Menjadi seorang SENIOR juga bukanlah hal yang mudah
Menjadi senior, bukanlah hanya tentang MEMBENTAK,
Menjadi senior, bukanlah hanya tentang memberi aturan,
Menjadi senior, juga bukanlah hanya tentang memerintah, tetapi
Menjadi senior adalah ; tentang
bagaimana menjadi contoh dan cerminan yang baik,
Menjadi senior adalah; tentang
bagaimana
menjadi seorang yang bisa menjadi sahabat
berbagi
dengan para junior - juniornya.
Rasa bangga memang sudah pasti mengalir dalam nadi
tetapi;
pertanggung jawaban itu juga penting!
Pertanggung jawaban atas setiap sikap kita sebagai seorang senior.
Untuk semua para senior, dimanapun berada SALAM HORMAT _____
Jadilah kita senior pada angkatan kita,
bukan hanya sebagai senior yang di segani,
tetapi juga sebagai Senior yang tetap bisa bersahabat
dengan para junior.
Jales veva Jaya Mahe!
Label: Sahabat
Rabu, 27 Januari 2010
PEREMPUAN SELALU PUNYA CERITA
Perempuan itu kuat tetapi juga rapuh dalam waktu bersamaan.
Perempuan itu melihat segala sesuatunya sederhana,
Perempuan itu selalu menantikan bahasa halus rayuan,
Perempuan itu suka tertawa hanya dalam cerita konyol sederhana,
Perempuan itu selalu pada tempat yang salah tetapi kuat,
Perempuan itu seperti koin dua sisi,
Perempuan itu pekerja keras,
Perempuan itu .......................
Perempuan selalu punya cerita.
Publish 27//01/10 17.25
Label: Sahabat
Rabu, 21 Oktober 2009
NATASHA CHRISTY
"HIDUP ITU INDAH UNTUK DI NIKMATI"
"BERSYUKURLAH SELALU ATAS HIDUP YANG KAMU JALANI"
Sebait kalimat ini memang mudah untuk di ucapkan. tetapi, apa yang terjadi bila dalam keadaan yang sulit kalimat tersebut di praktekkan dalam keseharian kita???
eitttts... tunggu dulu. Mungkin hanya satu di antara seribu orang orang terpilih yang sanggup.
Tetapi, di dalam Jesus tiada yang mustahil, tiada yang tidak sanggup.
Panggil aku Nathasa Christy,
anak pertama dari tiga orang bersaudara.
Terlahir sebagai anak sulung dari tiga orang bersaudara, awalnya menyenang.
setelah semakin bertambahnya usia aku merasa, menjadi sulung memiliki beban yang cukup berat untuk ku. cukup membuat tekanan batin dan bisa jadi depresi berat.
Hiperbola banget ya? ya, ya aku tahu, tapi itu yang aku rasakan.
Lahir dari keluarga sederhana, hingga untuk makan sehari-hari saja membutuhkan perjuangan yang extra. Hidup di lingkungan yang keras, membentuk aku menjadi seorang anak yang tegar dan lebih dewasa dari umurku.
Bagiku, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) antara Papah dengan Mamah, atau antara Orang tua dengan Anak adalah pemandangan yang biasa.
*** Tiiittttt .... titittttt .... tittt....
Jam beker yang ada di kamar ku membangunkan ku tepat di pukul 05.00 am
"Wuoiiiiiii... bangun bangun!!! Aya...ya... Adde...!!! ayo bangun!!!" teriakan ku untuk membangunkan mereka, kali ini berhasil. Tidak seperti hari biasanya, yang harus membutuhkan percikan air untuk membangunkan mereka.
"AAAaaaaaa...aaa...!!!"
Berdiri tanpa alas kaki di hamparan pasir putih di pinggir pantai, aku, Aya, dan Adde berteriak sekeras kerasnya. Mungkin ini adalah salah satu cara sebagai pelampiasan terhadap apa yang kami alami selama ini.
"huuhhh ... apa yang kalian rasakan saat ini???" tanyaku kemudian ketika kami sudah terduduk di hamparan pasir sambil menatap lepas ke arah laut.
"dingginnn..." jawab mereka kompak
"iiihhh... goblok, bukan itu yang ku maksud. aku juga dingin tau!" nadaku mulai meninggi
"yeee...itu aja marah. kontrol emosi napa?! Aya ngerti kok apa yang kaka maksud" sambungnya dengan nada yang tidak kalah tinggi.
"trus loe, de?!" lirikku pada Adde "ngerti - ngerti" jawabnya tenang
"trus..."
"ya mau gimana lagi, Papah emang orangnya kaya gitu... bahkan kita yang sudah se-gede ini saja, Papah masih suka maen fisik. Tahu gak? Aya tuh kadang rasanya pengen banget ngebalas, tapi... kata hati Aya menahan untuk tidak melakukan hal itu"
cerita Aya panjang lebar
"kenapa???"
"ya...ya, aku juga takutlah, di pasang stempel di jidat sebagai anak durhaka"
"lantas loe,de?"
"entahlah..."
"lho? kok ntahlah??"
"menurutku, Papa itu baru akan berhenti dari sifatnya yang seperti itu kalau ada Malaikat maut yang merenggut nyawanya. kalu gak gitu, berarti kita tunggu usai perang dunia ke delapan kali..."
itulah jawaban yang selalu keluar dari mulut mereka berdua setelah beberapa kali aku menanyakan pertanyaan yang sama.
"pulang yuk..." ajak ku sambil berdiri dan mengibas pasir yang menempel
"kalo kakak? apa yang kakak rasakan?" tanya Aya terdiam beberapa saat.
"sesak ... rasanya ingin berontak,tapi..." aku terdiam
"takut di stempel sebagai anak durhaka ya! hehehehe..." todong Aya dengan tawa mengejek.
*** "PERSAUDARAAN YANG KOMPAK"
kalimat itu yang sering kami dengar dari lingkungan sekitar kami.
Aku, Aya, dan Adde, selalu saling menjaga. ketika di rumah, kami selalu bersikap manis dan penurut, yah... mau di bilang, itu adalah tunjukan rasa hormat kami pada orang tua kami terutama terhadap sang Bunda.
Tetapi, itu tidak berlaku kalu kami berada di luar rumah. Masing - masing kami mulai beraksi dengan kebrutalan kami. Seperti Adde yang tenang, pendendam, suka banget dengan tawuran, dan kejam menganiaya.
Aku dengan sifatku yang gampang emosian dan kebiasaan "drag race" alias balapan liar, temen-teman yang berduit selalu memakai ku untuk bertaruh, dan Aya?
gadis kecil yang selalu di manja oleh kedua kakak nya, itu membuatnya tidak terlalu perduli dengan perasaan lawan bicaranya, intinya gak pernah di saring terlebih dahulu kalau dia ingin bicara. Jujur, semuanya itu hanyalah pelampiasan kami terhadap penindasan yang dilakukan Papa pada kami terlebih pada Bunda.
Papa adalah seorang pecandu minuman keras, Papa juga pernah jadi buron dari beberapa kasus. kalau mau ku hitung, sebenarnya kami bisa saja jadi orang kaya. Hanya saja, jika pengeruh alkohol yang Papa minum mulai bereaksi maka, tidak hanya Bunda saja yang di pukulnya. Semua barang-barang yang ada di rumah posisinya akan terbalik, mulai dari meja, kursi, lemari,piring, gelas, dan lain lain.
Papa juga 'tak segan - segan menghajar kami jika kami berusaha melindungi Bunda dari pukulan-pukulan maut Papa. Hampir tiap hari, mamah dan kami selalu salah di mata Papa. Perlakuan inilah yang buat kami marah pada Tuhan, rasanya Tuhan sungguh tidak adil, Tuhan pilih kasih. kenapa keluarga lain yang di sana bisa tertawa bahagia??? sementara kami??? kami juga bahkan tidak pernah berdoa, tidak pernah ke gereja - kalopun ke gereja, itu karna terpaksa. Kami juga pernah meminta Bunda untuk menceraikan Papa.
Tapi,Bunda tidak pernah mau.
"Bunda yakin, Tuhan punya rencana yang indah untuk kita semua" itu jawaban yang selalu Bunda berikan untuk kami.
Suatu malam, aku terbangun dari tidurku. Samar-samar aku seperti mendengar suara orang sedang ngobrol, suara itu berasal dari kamar Bunda. Dari cela kecil aku mengintip. aku terpanah, terharu, aku melihat Bunda sedang dalam keadaan berlutut dan berdoa:
"Tuhan, aku mengucap syukur untuk hari-hari kami. Mengucap syukur untuk semuanya, suami dan anak-anak serta semua berkat Mu Tuhan bagi kami. Ajar Hamba untuk tetap setia pada Mu dan mampu untuk menjalani semua ini tanpa keluh pada Mu.
Hamba rindu keluarga Hamba di pulihkan ..."
butiran - butiran bening menggenang dimataku. Sungguh, aku tersentuh mendengar doa Bunda. Bunda adalah sosok perempuan yang paling kuat yang pernah aku kenal.
Dua puluh tahun Bunda hidup seperti ini, tapi Bunda tidak pernah mengeluh, malah sebaliknya Mamah menjalaninya dengan penuh ucapan syukur.
*** Hari ini, 04.desember.1999 - pukul 06.00pm
"Happy birthday Bunda! we love you so much..."
"terima kasih, sayang! Mamah juga sayang kalian semua" peluk hangat Mamah membuat mata ini berkaca-kaca.
"okeeehhh... sekarang waktunya Bunda berdoa dan tiup lilin" ucap Aya sambil buru-buru mengambil kue yang disimpan di meja.
Kue yang di beli dari hasil tabungan kami bertiga sebagai hadiah buat Bunda.
Sesaat suasana hening ...dan, waktu Bunda membuka mata, aku melihat butiran bening itu membasahi pipinya.
Tenggorokanku terasa sakit dan sesak, dan aku tahu kalu itu akibat dari aku menahan air mata ku. Sayangnya momentum ini harus kami nikmati tanpa kehadiran Papa.
Opsss ...!!! Pintu ruang tamu berbunyi.
kami terdiam, kami tahu, itu pasti Papa. Matanya yang merah dan tampangnya yang urakan, meyakinkan aku kalo Papa baru saja selesai pesta alkohol.
"Papa! sudah pulang? Pasti capek. Biar Bunda buatkan kopi" Jujur, dalam hatiku marah dan tidak terima atas sambutan hangat yang di berikan Bunda untuk Papa.
"Adde, tolong bantu kakak mu buatkan kopi dan air hangat untuk Papa mandi"
kami masih saja terpaku, setelah Aya lalu menarik tangan kami untuk segera menuju ke dapur.
"kue apa ini???" tanya papah dengan nada kasar
"ooh...ini, ini kue ulang tahun untuk aku, yang dibelikan anak-anak. Papa lupa ya? hari ini 'kan ulang tahun ku?"
"KAMU BUTA yaaa!!! makan saja tidak cukup.
Untuk apa beli-beli seperti ini (melempar kue itu ke tanah) mo gayaaa??!!!
Sok jadi orang kaya??!!! Haaaa??!!!
" BRAAA ...AAKKKK...!!!
Aku kaget, tidak tahu bunyi apa itu. Tapi, aku lalu mendengar bunyi tamparan diikuti isak tangis Bunda yang di tahan.
"ini sudah kelewatan" ku lihat Adde pun terpancing emosinya
" adde...de...Adee!! mo kemana kamu?!" tanyaku lalu mengikutinya
"sudah cukup sabar aku, kak... kali ini Papa sudah betul-betul kelewatan"
"cukup de, cukuppp..." jantungku berdegup kencang, dan aku merasa seperti darahku mengalir lebih cepat.
Ini untuk pertama kalinya aku berdoa, sungguh... dan tulus memohon...
"Tuhan tolong! Jangan sampai ada pertumpahan darah". Tenagaku tidaklah seberapa kuat untuk menahan Adde yang sudah membawa sekop di tangannya dan berjalan ke arah Papa.
"aya... cepat minta bantuan... CEPATTTT...!!!" teriakku panik.
*** Praak...kkkk...!!! satu hantaman, mendarat ke Papa.
Hufff ... untung Papa menyilih, tidak telak mengenai area kepala Papa.
Papah sadar kalu itu Adde dan itu membuat Papa seperti kerasukan untuk membunuh anaknya sendiri.
Sesaat suasana jadi kacau oleh amukan Papa, teriakan Bunda dan aku, serta Adde bercampur menjadi satu. kaki Papa yang di tahan oleh Bunda membuat Bunda beberapa kali terkena tendangan kuat Papa,
Pukulan yang tepat di dadaku juga membuatku jadi sesak menarik napas kerena berusaha memeluk Papa.
Beberapa orang tetangga yang mendengar riuh itu datang dan melerai.
Adde di amankan, Bunda juga, sementara Papa terus saja mengoceh, aku terduduk di kursi yang 'tak jauh dari Papah. Sungguh, pukulan tadi membuatku beneran sesak napas hufff ... Aku mendengar semuanya.
Caci maki, sumpah serapah, penyangkalan dan banyak lagi bahasa amarah lainnya.
Tetapi, selang beberapa jam kemudian suasana menjadi berubah lagi.
Ku lihat Papa menangis, ada darah yang mengalir dari kepala dan cela jari-jari kaki Papa, walau masih pusing dan takut, aku tetap memberanikan diri mendekati Papa yang masih tertunduk dan menangis, sambil membawa air hangat, kain bersih, serta kapas dan obat merah. Mulanya Papah menolak untuk aku obati.
Dengan nada yang tinggi dan berkaca-kaca aku berkata :
"okey...!!! kalau memang Papa marah besar sama kami, tidak apa-apa. tapi, tolong!!!
Tolong simpan dulu amarah Papa sampai Natha selesai mengobati luka Papa.
Natha tidak mau lihat Papa mati karena kehabisan darah di depan anak Papa sendiri, yang sebenarnya bisa menolong"
"apa menurut Natha, itu baik??" tanya papah dalam keadaan setengah terisak
"apanya? maksud ku ..." masih serius membersihkan luka Papa
"perlakuan adik mu pada Papa? senakal-nakalnya Papa pada oma dan opa mu dulu
tapi, Papa tidak pernah sampai memukuli mereka.
kenapa...? Kenapa darah daging Papa sendiri ingin menghabisi Papa ...???"
Jujur, aku tidak tahu seperti apa perasaanku saat ini untuk menjawab pertanyaan Papa.
Haruskah aku bahagia karena Adde sudah memberi pelajar pada Papa ???
atau,haruskah aku sedih atas sikap Adde itu?!. aku tidak tahu ...
"Papa sudah makan?" ia hanya menggeleng
"aku buatkan mie ya... biar Papa bisa minum obat"
Papa sudah istirahat, sementara aku harus mengerahkan tenaga ku untuk membersihkan serpihan-serpihan yang super berantakan dari perang keluarga yang baru saja berlalu.
*** Satu bulan sudah berlalu ...
Aku tahu kalau emosi Papa masih membara, itu sebabnya aku meminta Adde untuk tidak pulang dulu. sementara aku, Aya, dan BUnda kembali ke rumah dan bersikap seperti biasa. suasana rumah kaku.
Hingga suatu malam, ketika kami makan malam bersama
"hmm, coba kalau kak' Adde ada disini, pasti ramai!" aku dan Bunda hanya diam,
menahan napas, mendengar celetukan Aya,
aku deg-deg-an, takut kalau Papa kambuh lagi dengan perang keluarga.
"Papa mau ini ?" ucapku mengalihkan.
Papah tidak menjawab ku, ia lalu menyimpan piring dari tangannya dan menuju ke kamar.
Aneh ??? Papa berubah jadi melow ?
"Papah mau kemana? sudah malam, Papah masih sakit" tanya Bunda
"mau panggil Adde untuk pulang"
Apa? Kalimat itu? Sungguh, aku tidak percaya ???!
"emang Papa tahu, Adde dimana?"
"Natha, Papa bukan anak kecil"
"Papa yakin, dengan apa yang baru saja Papa ucapkan tadi?"
Papa hanya terdiam menatap.
"biar Natha saja yang panggil Adde. Natha tau dimana Adde" langsung bergegas bangun dari tempat duduk.
Ternyata, diam-diam, selama ini mungkin Papah merenung.
*** Moment ini ...
'tak 'kan terlupakan! Tuhan menjawab doa Bunda,
wanita paruh baya yang tak pernah putus asa itu. Tetap teguh, 'tak mengeluh dan selalu menjalani hidup dengan penuh syukur.
Semua terlepas tanpa beban, sama - sama berdoa, dan saling memaafkan.
Keluarga ini telah di menangkan. Dan Semenjak kejadian malam ini,
berdoa bersama, ke gereja, meninggalkan semua kebiasaan lalu, dan berkomitmen untuk percaya pada Tuhan.
Bukti nyata dari kesetiaan dan doa Bunda,
Tuhan buat semuanya sempurna pada waktu-NYA.
Ia menunjukan bahwa inilah kasih-NYA pada kita, kasih yang menyelamatkan.
*** (1yoh 4:10)
"inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai perdamaian bagi dosa-dosa kita" [tamat]
[Ide cerita, Adelweis 25122005]